Di bawah ini adalah deskripsi tingkah laku Rasulullah dalam mel4yani istrinya :
1. Sabar Menuruti Keinginan Manja Istri
Sekarang ini banyak suami yg tidak sabaran pada keinginan istri untuk bermanja-manja. Walau sebenarnya, walau kerap di rasa menjengkelkan, kadang-kadang wanita terasa di cintai saat karakter manjanya dituruti.
Rasulullah Saw. yaitu seseorang suami yang begitu meninggikan kedudukan beberapa istrinya serta sangat menghormati mereka, hingga Rasulullah senantiasa sabar menuruti keinginan sang istri. ‘Â`isyah menceritakan mengenai hal semacam ini :
Sekumpulan orang Habasyah masuk masjid serta bermain di dalamnya. Saat itu Rasulullah Saw. berkata kepadaku, “Wahai Humayrâ`, apakah anda suka lihat mereka? ” Saya menjawab, “Ya. ” Jadi beliau berdiri di pintu tempat tinggal.
Saya menghampirinya. Kuletakkan daguku diatas pundaknya serta kusandarkan wajahku ke pipinya. Diantara perkataan mereka (beberapa orang Habasyah) saat itu, ‘Abû al-Qâsim (Rasulullah) orang baik. ’ Lantas Rasulullah berkata, “Cukup. ”
Saya berkata, “Ya Rasulullah, janganlah terburu-buru. ” Beliau juga berdiri lagi untukku. Lalu beliau berkata lagi, “Cukup. ” Saya berkata, “Jangan terburu-buru, ya Rasulullah. ” Bukanlah lihat mereka bermain yang saya sukai, tetapi saya menginginkan beberapa wanita tahu kedudukan Rasulullah bagiku serta kedudukanku dari beliau. ” (Ahmad bin Syu’aib al-Nasâ`î, Sunan al-Nasâ`î al-Kubrâ, Beirut : Dâr al-Kutub al-‘Imiyah, cet. I, 1991, Jilid 5, hal. 307, hadits no. 8951)
2. Menentramkan Perasaan Istri
Suami jaman saat ini banyak yg tidak tahu bagaimana menentramkan perasaan istri. Istri menangis, jadi dihardik. Lihatlah bagaimana caranya Rasulullah mendamaikan hati istrinya di saat bersedih.
Disuatu hari, beliau mendatangi Shafiyah binti Huyay. Beliau temukan Shafiyah tengah menangis.
Padanya beliau ajukan pertanyaan, “Apa yang membuat kamu menangis? ”
Shafiyah menjawab, “Hafshah berkata kalau saya anak orang Yahudi. ”
Beliau berkata, “Katakan kepadanya, suamiku Muhammad, ayahku Hârûn, serta pamanku Mûsâ! ” (Baca diantaranya Muhammad bin Ahmad al-Qurthubî, Tafsîr al-Qurthubî, Kairo : Dâr al-Sya’b, cet. II, 1372 H, 16, hal. 326.)
Tampak bagaimana Rasulullah merampungkan permasalahan dengan kalimat simpel tetapi memiliki kandungan arti yang dalam. Rasakan juga dampak psikis istri yang dibela perasaannya, pasti bikin rasa kasih sayang pada suami makin dalam.
3. Senantiasa Siaga Menolong Beberapa Istri
Ketika banyak suami yang malas sebatas menolong istrinya lantaran dikira bisa turunkan reputasi serta harga diri, Rasulullah Saw. Malah tak pernah terlambat menolong beberapa istrinya.
‘Â`isyah pernah di tanya mengenai apa yang dikerjakan Nabi Saw. di tempat tinggalnya? Ia menjawab, “Beliau senantiasa melayani (menolong) istrinya. ”
4. Bermusyawarah Sebelumnya Mengambil Keputusan
Di saat banyak suami melihat istrinya kurang akal serta agama, Rasulullah yang mulia tak pernah segan atau terasa keberatan mendengar dan mengambil pendapat istrinya. Ini tampak saat beliau memohon pendapat Ummu Salamah dalam kesepakatan Hudaybiyah.
Saat itu beliau memerintahkan beberapa teman dekat untuk mencukur rambut serta menyembelih hewan kurban, tetapi mereka tidak ingin mengerjakannya.
Lihat tanggapan beberapa teman dekat itu, Baginda Nabi masuk ke tenda Ummu Salamah. Demikian beliau bercerita pada Ummu Salamah apa yang beliau terima dari beberapa teman dekat, Ummu Salamah segera ajukan pendapat yang cerdas.
Ia berkata : “Keluarlah, ya Rasulullah, lalu engkau bercukur lantas potong hewan kurban! ” Beliau juga keluar dari tenda, bercukur lantas memotong kurban. Lihat hal semacam itu, sontak beberapa teman dekat bangkit ; mereka serempak bercukur lantas memotong hewan kurban.
5. Tetaplah Santun Walau Waktu Marah
Di saat banyak beberapa suami yang enteng tangan pada beberapa istri waktu mereka lakukan kekeliruan, kita merasakan Sang Nabi tetaplah bijak, lembut, serta santun dalam memperlakukan beberapa istrinya waktu berlangsung silang-pendapat atau perselisihan pada beliau serta mereka. Saat kemarahan beliau agak tinggi, jadi pergi menjauhi istri untuk sementara waktu jadi pilihannya. Tak pernah beliau menampar satu juga dari istrinya.
Bahkan juga saat Rasulullah punya niat mencerai satu diantara istrinya, kita merasakan beliau tetaplah santun, lembut serta penuh kasih. Sawdah binti Zam’ah yang telah tua, tak cantik, serta berbadan gemuk, terasa kalau jatahnya dari hati Rasulullah cuma rasa kasihan, bukanlah cinta. Rasulullah juga lalu memikirkan untuk mencer*aikan Sawdah dengan cara baik-baik guna membebaskannya dari kondisi yang dikira membebaninya serta memberatkan hatinya. Dengan sabar Rasulullah menanti sikap serta jawaban Sawdah atas kemauan beliau untuk menceraaikannya.
Kesantunan, kesabaran serta keterkendalian diri Nabi saw. tetaplah terpelihara, bahkan juga saat ujian terberat menimpa serta mengguncang rumah tangga beliau, waktu berlangsung apa yang dimaksud hâdits al-ifk (berita dusta), yaitu tuduhan yang memojokkan istri Rasulullah lakukan ‘seling*kuh’ (Aisyah dengan Shafwan)
Sikap Nabi saat itu sungguh adalah teladan untuk tiap-tiap Muslim. Saat hâdits al-ifk ini menyebar, dengan kelembutannya yang khas serta tak pernah luntur, Rasulullah bicara pada ‘Â`isyah :
“Amma ba’d. Wahai ‘Â`isyah, sebenarnya sudah tiba kepadaku mengenaimu begini serta demikian. Bila anda bebas (tak mengerjakannya), jadi Allah bakal membebaskanmu, apabila anda pernah lakukan dosa jadi mohonlah ampun pada Allah serta tobatlah kepada-Nya. ”
Hingga pada akhirnya Allah turunkan berita lewat surahAn Nuur ayat 11, yang bikin tenang serta senang hati Nabi, ‘Âisyah serta golongan Muslim semua.
Bagaimana mungkin saja Allah tak melaknat wanita yang menolak mel4yani suami yang mempunyai sikap serta ciri-ciri mengagumkan seperti ini?
Mari beberapa suami, perlakukan istri seperti Rasulullah memperlakukan serta melayani istrinya. Mudah-mudahan Allah berikan keberkahan pada rumah tangga para mukminin. mudah-mudahan informasi ini bermanfaat serta berguna buat anda
0 Response to "BEGINI SEHARUSNYA PARA SUAMI MEMPERLAKUKAN ISTRINYA...!!!"